Indonesia adalah salah satu negara yg memiliki bahari yang sangat luas. Karenanya tidak heran bila negara kita pun sanggup membuat banyak ikan.
Sayangnya, kekayaan ini kurang dimanfaatkan rakyat. Menurut dr Joko Marjono, sampai saat ini, konsumsi ikan di Indonesia cukup sedikit apabila dibandingkan dengan Jepang.
“Kita memiliki samudera yang sangat luas, penghasil protein terbesar sedunia. Jadi jangan menoleh berdasarkan lautan. Kita konsumsi ikan itu hanya 30 gr per hari per kapita, idealnya itu kayak orang Jepang, 100 gr per hari per kapita," kata beliau, kepada Sindonews pada acara One Family Day di Lagoon Ancol, Jakarta, Minggu (14/lima/2017).
Dr Joko menuturkan, banyaknya mitos yg galat tentang makan ikan adalah galat satu penyebab mengapa konsumsi ikan pada Indonesia masih minim. Dia pun berharap, melalui berbagai sosialiasi dan edukasi mengenai pentingnya makan ikan misalnya yg digelar Koran Sindo dan Sindonews yang bekerja sama dengan Kementerian Kelautan & Perikanan RI ini.
“Banyak mitos-mitos yang keliru tentang makan ikan yang dipahami rakyat. Melalui talkshow misalnya ini, kita mencoba buat meluruskan yang insya Allah menciptakan konsumsi ikan naik. Sekarang ini sudah mulai naik sebagai sekitar 60 gr per hari per kapita,” kata dr Joko.
Sementara itu, dr. Joko juga memaparkan bahwa semua ikan berdasarkan laut maupun darat di Indonesia sangat rupawan buat dikonsumsi. Seperti tuna, udang dan lele. Selain dapat diolah sebagai ragam makanan, lele pun ternyata bisa dipakai menjadi obat buat mencegah penyakit pengeroposan tulang atau osteoporosis.
"Semua ikan di Indonesia indah buat dikonsumsi. Kita penghasil tuna & udang terbanyak. Kalau ikan darat, lele itu sangat mengagumkan. Selain dagingnya, kepala & durinya pula dikeringkan dan dibentuk obat buat osteoporosis. Oleh karena itu, makanlah ikan buat bangsa yang sehat, bertenaga & cerdas,” ujar dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar